Jumat, 04 Juni 2010

SOLKAR

yaaaah, mimpiku untuk jadi seorang wartawan pupus sudaah.
Ini semua karena Satu kata SOLKAR (Solo Karir, istilah un tuk orang egois).
Awalnya liat pengumuman perekrutan wartawan sebuah koran lokal, teruzz berniat mau ikut bersama 2 orang temen sebut sja Risty dan Vivi. Kami janjian bertiga untuk daftar dengn dibantu oleh salah seorang teman kami yang sudah lebih dahulu jadi wartawan. Karena kesibukan kami semua yang memang masih kuliah, kamipun mendftar pada hari terakhir pengumpulan berkas. Aku, Vivi, dan Risty sudah sepakat untuk ikut mendaftar bersama. Pada pukul 4 sore karena aku masih mengurus sesuatu yang sangat penting. Setelah urusan itu selesai akupun menunggu di kost yang memang sudah menjadi tempat kami ngumpul untuk berangkat bersama. Tapi tiba2 hujan datang, dan Vivi menghubungi aku kalo dia nggak bisa datang karena hujan. Akupun menghubungi Risty, eehh ternyata tidak di balas. Mungkin dia sedang tidur atau gak ada pulsa ataupun sibuk dalam pikiranku. Akhirnya kubatalkan sja untuk mndaftar karena brpikiran kedua teman saya itu juga gak mendftar apalgi Risty memegang berkas penting yang seharusnya aku serahkan k pihak koran lokal itu. Malam harinya teman yang memang sudah lebih dulu jadi wartawan disana mngirim sms. Knapa saya tidak dftar, maka kujelaskanlah masalah sore tadi.
Tapi ternyata dia memberikan info yang membuatku tidak percaya dan sakit hati, ternyata Risty, sudah mendaftar sore tadi tanpa memberitahukan kepada kami (aku dan vivi) bahwa dia jadi ikut mendaftar. Bagai di smbar petir (alay) akupun hanya terdiam tidak menyangka bahwa Risty yang sudah aku anggap kakak tega melakukan hal ini kepada saya apalagi, sertifikat berprestasi yang susah2 saya dapatkan saya kasih untuk di Copy sama dia. Hatiku snagat sakit mendengar kabar ini ternyata orang yang kuanggap kakak dan sudah jadi teman yang dibilang dekat tega melakukan hal ini. Q bayangkan ketika aku membantu dia, membela dia dan merela-relakan waktu sya terbuang untuk dia ternyata tidak ada artinya di mata dia (Yaaah amalku terhapus gara2 crita kebaikan sndiri hahaha). Jengkel sekaliiiii.

Tapi apa yang musti kuperbuat lagi semuanya sudah terlanjur, Akupun hanya bisa berdoa semoga dia mendapatkan apa yang di harapkannya dan urusannya itu lancar, walaupun rasa sakit hatiku belum bisa hilang, karena menjadi seorang wartawan adalh impianku dari kecil. Semoga saja ada kesempatan lain untukku jadi eorang wartawan di lain waktu Amiiin. (thx yaa kawan sudah menyadarkanku bahwa tidak semua orang itu bisa di percaya, bahkan teman dekatpun jangan terlalu di percaya pisss)