Sabtu, 14 April 2012

BAZARRRR!!!!!

Bazar, apa yang muncul dipikiran kita saat mendengar kata yang satu ini. Mungkin ada yang bilang lawannya kecil?? *eh ya itu Besaar bukan Bazaar* atau menganggap sebagai salah salah satu bentuk bisnis baru dikalangan mahasiswa?? Bazar memang menjadi salah satu alternatif pencarian dana yang paling sering dilakukan mahasiswa. Mulai dari pencarian dana untuk kegiatan himpunan, maupun sekedar mencari uang tambahan buat beli smartphone *ongol*. Teringat ketika saya masih duduk dibangku sekolah dan masih tinggal di kampung saya di daerah. Mendengar kata bazar, perasaan sudah sangat senang sekali. Berasa ada restoran bintang berapa gitu yang mampir dikampung buat cari pelanggan. Perasaan sudah senang sekali, bahkan jauh-jauh hari sudah persiapkan duit buat datang keacara itu, walaupun makanan yang mahal dan sedikit jumlahnya. Tapi orang dikampung saya senang sekali jika ada yang mau menyelenggarakan bazar. Ibu maupun Bapak saya dulu juga rela menyisihkan sebagian uangnya buat dikasih ke kami anak2nya untuk bisa datang ke bazar itu. Saya masih ingat ketika itu datang ke acara bazar salah satu organisasi pemuda dikampung. Saya bersama 2 adik dan beberapa teman main, ramai2 buat berkunjung di Bazar itu. Masih jelas diingatan saya, ketika itu saya memesan satu porsi mie kering. Dan harganya sekitar 8 ribu rupiah yang jaman itu bisa terbilang mahal, tapi dengan bangganya saya mau untuk membelinya. Satu lagi, roti sandwich yang menurut saya gak pantas buat disebut sandwich karena isinya cuma roti tawar yang diberi susu dan gula pasir saja. Dan harganya 4 ribu rupiah. Dan lagi2 saya rela untuk membayarnya. Nah, sekarang?? Setelah tinggal dan berkuliah dikota, jika melihat sekelompok orang yang menyelenggarakan bazar tiba-tiba saya tersadar, menertawakan kebodohan masa kecil. Kenapa dengan bangga dan relanya mengeluarkan uang begitu banyak untuk membeli makanan yang harganya hampir 50% lebih mahal dari harga asalnya. Karena mungkin saya sudah tersadar jika bazar bisa adalah neraka yang melahap habis uang yang mahasiswa asal daerah yang tinggal ngekost dianggap sebagai barang yang harus dijaga dengan baik agar bisa selamat dan mencukupi selama kurang lebih sebulan. Bodoh, tapi yah namanya juga orang kampung. Tapi sekarang jika melihat dikantin kampus sedang ramai2nya sekelompok mahasiswa yang mengadakan bazar kadang sayapun cari-cari alasan untuk tidak TERJEBAK ikut andil jadi pelanggan bazar itu. Kalaupun tertangkap ya udah pilih makanan paling murah. Hahahahah.(rekasya)

Kamis, 26 Januari 2012

Posying tulisan Jadul

Aduh udah lama gak posting tulisan lagi. Kangen yaa kangen yaa. Hahahah. Untuk kali ini aku bakal posting tulisan aku yang ditulis sekitar setahun yang lalu, tanggal dan bulannya udah lupa. Tulisannya tuh tentang curahan Hati aku habis ditelfon bunda (yang saat itu masih ada) tiba-tiba kepikiran pengen nulis. So let's ceck this Out.


CURHAT!!!!!


----> Kemarin aku dapat telephone dari bunda, rasanya senang sekali bisa menghapus rasa rinduku yang telah lama menggerogoti perasaanku. Akupun mnceritakan beberapa kejadian yang telah terjadi di kampus dan yang menimpaku beberapa hari ini. Dimulai dengan kuceritakan pengalamanku ketika ikut di acara IDP dengan ikut test IELTS dan pameran pendidikan Australia, di lanjutkan kejadian yang menimpaku di ramsis yang mendapat surat peringatan karena sudah sebulan lebih menunggak uang sewa kamar dan sebagainya banyak cerita yang kuceritakan ke bunda dengan semangat saking senangnya dapat telephone dari bunda. Kemudian akupun menanyakan kabarnya serta kabar keluarga di kampung, alhamdulillah mereka semua sehat walafiat.

Namun ada satu kabar yang membuatku merasa sangat bersalah dan menyesal. Bunda bercerita kalau beliau telah meminjam uang di Bank sebesar 60juta rupiah, untuk membangun rumah, karena rumah yang selama ini kami tinggali merupakan rumah milik sekolah yang dititipkan kepada kami sekeluarga. Aku merasa sedih mendengar kabar tersebut, bukan karena bisa mengakibatkan kurangnya uang jajanku tetapi karena aku sangat kasihan dengan kedua orang tuaku yang karena ingin membahagiakan anaknya mereka rela melakukan apa saja.

Karena walapun tidak ingin ku akui, aku juga malu puya rumah dengan keadaan seperti itu, apalagi bukan rumah milik pribadi, dimana sebagian atapnya sudah bocor, dan dindingnya yang sudah rapuh, mungkin kalau kena hantaman satu kali sudah bisa roboh. Kadang aku merasa malu ketika teman-temanku datang ke rumah, dan bisa melihat betapa rumah yang kutinggali keadaannya seperti itu. Setelah mendengar kabar itu, akupun merenungkan apa sebaiknya yang harus aku lakukan, sempat berpikir untuk mencari kerja tapi kerjaan apa yang harus aku lakukan biar bisa mendapatkan uang, apakah kerja sambilan jadi pelayan di restaurant, atau jadi sales yang menawarkan produk atau juga jadi tentor di bimbingan belajar atau bahkan ikut MLM. Semuanya menari-nari di kepalaku.

Apa yang harus kulakukan? Aku harus hidup mandiri dan tidak boleh bergantung dengan uang orang tua, sesuai kata kak Furqan seorang trainer dan penulis buku “JANGAN KULIAH KALAU GAK SUKSES” bahwa mahasiswa sukses adalah mahasiswa yang sudah mampu hidup mandiri dan bisa membiayai hidup serta kuliahnya sendiri. Aku sangat terinspirasi dari perkataan kak Furqan itu. Jadi aku bertekad untuk segera mencari pekerjaan apapun, yang penting Halal, Insya Allah. <----


Nah, itu tulisan aku yang aku tulis setahun yang lalu. Hmm, Alhamdulillah sekarang aku udah dapaet kerja sih, kerjaan yang aku mimpikan sejak dulu kala, to be a journalist. Hehehe, tapi yaah sekarang bunda udah gak ada, jadi sekedar bantu-bantu Bapak yang udah jadi single parent bagi aku dan 2 adikku. Yahh, semoga nantinya aku bisa bahagiakan Bapak, dan Adik2 aku, khususnya juga sama Bunda yang ada di Surga. Amiiin